Purworejo (24/3/2020) – Masalah biaya seringkali menjadi batu sandungan bagi orang tua siswa kurang mampu untuk melanjutkan pendidikan anak-anak mereka ke jenjang pendidikan tinggi. Ketika ditanya mengenai kemungkinan bagi putra putri mereka untuk melanjutkan ke bangku perkuliahan, para orang tua ini menjawab dengan polos bahwa biaya menjadi masalah utama terutama untuk membiayai kuliah anak-anak mereka di luar kota. Hal ini menjadi perhatian pemerintah yang secara tanggap meluncurkan Program KIP Kuliah bagi keluarga penerima manfaat Program Keluarga Harapan (PKH).
Universitas Muhammadiyah Purworejo menjadi yang pertama di Kabupaten Purworejo dalam menyambut program ini. Bersama dengan PKH Dinas Sosdukkbpppa Kabupaten Purworejo, Universitas Muhammadiyah Purworejo (UMP) melaksanakan Pelatihan Peningkatan Akses Pendidikan bagi Keluarga PKH di kampus UMP. Acara diikuti sekitar 200 peserta yang terdiri dari orang tua dan putra-putrinya yang sedang bersekolah kelas XII SMA sederajat dan berniat untuk kuliah.
Kegiatan tersebut diharapkan mampu meningkatkan motivasi dan partisipasi anak-anak keluarga PKH untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi. Selain itu juga memberikan informasi yang cukup luas akan akses pendidikan tinggi ke semua lapisan masyarakat. Salah satu peluang yang bias diraih oleh-oleh anak-anak PKH adalah peluang untuk mendapatkan Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah. Pada tahun 2020, Kemendikbud memperluas sasaran beasiswa pendidikan tinggi dengan diberikan kepada 818 ribu mahasiswa melalui KIP Kuliah, termasuk penerima bidikmisi on going sampai masa studi selesai. Untuk tahun 2020, pemerintah akan mentargetkan penerima KIP Kuliah sejumlah 400 ribu penerima baru.
Koordinator Kabupaten PKH Purworejo, Juli Prabowo, mengungkapkan bahwa di Kabupaten Purworejo saat ini ada sebanyak 32.118 KPM PKH. Dari jumlah itu, ada sekitar 2.800 anak KPM PKH yang sedang menempuh jenjang SMA/SMK kelas XII. Melalui pendampingan oleh pendamping PKH serta kegiatan tersebut mereka diberikan motivasi untuk bisa menyekolahkan anaknya sampai jenjang pendidikan tinggi. Lebih jauh lagi Juli Prabowo mengatakan “Karena Keluarga PKH adalah dari keluarga sangat miskin sampai dengan rentan miskin sehingga mayoritas untuk menyekolahkan sampai bangku kuliah tidak PD (percaya diri,red) kaitanya dengan biaya kuliah. Melalui pendampingan oleh pendamping PKH serta kegiatan ini mereka kita motivasi untuk bisa menyekolahkan anaknya sampai jenjang tinggi perguruan tinggi,” pungkasnya.